Trip ke Pulau Derawan # Part 8
1EHER.com - Kalau tidak salah sekitaran jam
15.00 Wita kami mulai bergerilya ke arah kampung, hanya berjalan sedikit ke
arah belakang dari penginapan kami sudah langsung mendapati jalan batako
sekitar yang lebarnya sekitar satu setengah meter. Kami berjalan menuju ke arah
selatan, tidak lama kemudian jalan batako sudah habis lalu digantikan oleh
jalan yang lebih besar. Besarnya seperti jalan standar di kampung-kampung,
namun tidak diaspal hanya pasir pantai. Rencana kami pada perjalanan ini dengan
menggunakan sepeda pancal yang kebetulan kami sewa di area pinggir jalan
tersebut.
Sepeda disewakan dengan biaya Rp. 20.000/hari kalau tidak lupa ya, karena
kami mengembalikan sepedanya pada malam hari sekitaran jam 22.00 Wita.
Kebetulan di depan penyewaan sepeda terdapat bangunan pasar mini yang buka dari
sore sampai malam hari, pasar tersebut hanya menjual barang-barang souvenir
khas derawan seperti gantungan kunci dan gelang yang terbuat dari canggakang
hewan laut. Selain itu mereka juga menjual baju kaos dan jenis lain dengan
tulisn dan ornamen yang kerkaitan dengan pulau Derawan, dan pastinya juga ada
penjual minuman segar dan makanan-makanan kecil.
Sepeda dipakai dulu nanti baru
dibayar hehe...lalu kami langsung tancap, cuaca masih terasa sangat terik namun
tidak terlalu masalah sih sebenarnya karena jika nunggu lama lagi keburu malam.
Di perkampungan ke arah selatan dan menuju barat ini rumah warga cukup banyak
dan padat, terdapat beberapa gang yang mana gangnya juga selalu dipadati rumah
warga. Seperti cerita saya di awal bahwa rumah-rumah warga disini menghadapnya
ke arah tengah pulau, jadi yang jadi bagian belakang rumah adalah pantai.
Sayang sekali sih sebenarnya patainya jadi nda tereskspos dan habis karena
ketutup bangunan rumah.
Salah satu tujuan kami bersepeda di kampung selain
ingin menikmati kehidupan warga lokal, dan untuk mencari warung makan karena
belum makan siang dan hanya diganjal beberapa makanan kecil saja sebelumnya. Sepanjang
perjalanan banyak terdapat warung-warung kecil yang menjual minuman segar
seperti es, pop ice dan lain-lain namun air mineral kemasan cukup langka disini
jarang terlihat dipajang. Beberapa kios pedagang oleh-oleh juga banyak terdapat
di sepanjang jalan, dari yang ukurannya kecil sampai cukup besar. Bank juga ada
disini lengkap dengan mesin ATMnya, namun saat itu hanya ada satu bank yang
baru beroperasi yaitu Bank Kaltim.
Warga setempat pada siang itu
banyak yang berseleweran di jalan terutama anak-anak selain bermain di jalan
mereka juga bersepeda karena disini tidak ada mobil yang ada hanya sepeda motor
dan sepeda pancal. Di perkampungan ini sudah cukup banyak terlihat wisatawan
lokal yang hanya sekedar jalan-jalan ataupun membeli suvenir. Warung makan
banyak terlihat di sepanjang jalan namun banyak yang masih belum buka, mungkin
mereka malam baru buka. Setelah bolak balik mencari tempat makan yang enak dan
murah kata teman yang pernah kesana gak
ketemu-ketemu juga, eh ternyata kami salah tangkap informasinya.
Sampai lebran
monyet juga gak bakalan ketemu dlam hatiku kalau informasi yang dicerna salah
dari awal. Sudah dua kali bolak balik mencari tempat makan yang cocok nda
ketemu-ketemu, akhirnya kami jatuhkan pilihan di salah satu warung makan yang
saya lupa namanya apa. Saya pesan cumi nda tau dimasak apa, hampir mirip asam
manis namun cukup pedas. Dan si Aji pesan ikan goreng apalah nama ikannya nda
hapal juga. Saya awalnya cukup kegirangan ketikan melihat porsinya cukup
banyak, namun setelah diteliti teksturnya kok bukan cumi ya... Pikir-pikir dulu
kira-kira apa yang disajikan, saya mulai mencoba makan tersebut. Secara bumbu
rasanya cukup enak dan pas, namun makanannya agak keras yang pasti saya yakin
bahwa ini bukan cumi.
Awalnya tebakan saya jatuh ke cumi yang ukurannya
monster, namun setelah dilihat dengan seksama hemmmm ternyata saya disajikan
sotong...hedehhhhh okelah nda papa ta makan aja, lagian juga belum pernah makan
sotong. Rasa sotong saya kurang suka karena teksturnya keras dan rasa dagingnya
cukup datar. Silakan kamu coba sekali-sekali hemmm bener gak enak... Saya
berfikir mungkin ini adalah makan sotong yang pertama dan terakhir kalinya.
Untuk rasa ikan yang dipesan Aji saya kurang tau enak apa enggak, soalnya gak
ikutan nyoba. Setelah selesai makanan kami bayar, saya rasa cukup mahal untuk
makanan yang barusan kami makan tadi. Harganya sekitar hampir 100.000 untuk
berdua.
Setelah kenyang kami lanjut lagi
bersepeda ke arah barat menuju dermaga umum dan melihat-lihat keadaan sekitar.
Di dermaga pada sore itu sekitar jam 16.00 Wita cukup ramai karena ada beberapa
perahu sepertinya yang bersandar membawa pasokan sembako yang dibeli dari
Tanjung Batu kemungkinan. Sepeda kami bawa ke jembatan dermaga, di
tengah-tengah kami berhenti bernaung dan menikmati suasana serta tidak lupa ber
alay-alay ria kembali. Setelah puas menikmati keadaan disana dan puas
berfoto-foto, kami lanjutkan perjalanan menuju ke arah utara sekaligus untuk
kembali ke arah penginapan.
Di pembangkit listrik milik PLN kami kembali mampir,
namun kali ini sepeda kami bawa ke dalam area PLN dan parkir diluar. Kami
sempatkan untuk melihat-lihat mesin diesel PLN yang sedang beroperasi sekaligus
sedikit tanya-tanya ke petugas yang jaga. Kondisi di halaman dan disamping
panel surya cukup enak karena dibangun gazebo yang atapnya dari pohon yang
daunnya sangat rindang, entah pohon apa namanaya yang pasti bukan ketapang.
Suasana sedikit sejuk dan berangin karena didepan PLN pandangan langsung ke
pantai dan tidak ada bangunan yang menutupi. Namu kurangnya hanya pada suara
mesin yang sangat berisik, jadi jika lama-lama nongkrong disana kuping bisa
budek... Setelah puas melihat-lihat kami langsung lanjut ke arah timur.
Posting Komentar untuk "Trip ke Pulau Derawan # Part 8"