Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Goa Liang Bangkai | Objek Wisata Alam di Desa Dukuhrejo Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan


Pada postingan kali ini saya akan bercerita tentang kunjungan saya yang kesekian kali di Liang Bangkai. Liang Bangkai terletak di Desa Dukuhrejo Blok C2 Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan. Kondisi jalan menuju objek wisata ini sudah jauh lebih bagus dari sebelumnya, jalanan dari jalan raya menuju TKP sudah sebagian diaspal dan sisanya lagi masih dalam tahap pengerjaan pengaspalan. Jadi tidak lama lagi seluruh akses jalan menuju objek wisata akan menjadi mulus beraspal. 

Liang Bangkai adalah objek wisata alam yang berupa bukit kapur atau bukit karst yang di dalamnya terdapat banyak lorong goa khas batu kapur yang saling terhubung. Di tempat wisata ini kita dapat menikmati pemandangan alam bukit kapur, goa kapur serta mendaki bukit kapur tersebut. Jadi objek wisata ini sangat cocok untuk wisatawan yang menyukai petualangan atau adventure.


Sesampai di lokasi Liang Bangkai saya sedikit dikejutkan dengan bangunan-bangunan baru yang masih dalam proses pembangunan. Disini ada dibangun beberapa bangunan kedai yang ukurannya cukup besar, kemudian ada juga panggung serbaguna yang juga dibangun dengan ukuran cukup megah serta joging track yang memanjang sampai ke area ujung timur halaman goa. 

Di bagian tangga goa utama juga sudah deperbaharui serta di dalam goa juga dibuatkan tangga dan jembatan. Yang pastinya fasilitas tersebut tujuannya untuk mempermudah wisatawan yang sedang berkunjung nantinya. Bangunan-bangunan tersebut sudah hampir rampung dalam pengerjaanya, mungkin diperlukan beberapa minggu lagi untuk penyelesaiannya.


Kunjungan saya kali ini saya mulai dengan mengeksplor lorong-lorong depan goa di bagian timur dan selatan, ya mungkin sekitar 40% saja dari sisi area Liang Bangkai. Karena area Liang Bangkai yang cukup luas sehingga dibutuhkan beberapa hari apabila ingin mengeksplor tempat ini secara keseluruhan, belum lagi pada bagian puncaknya. Dari sisi paling timur saya menyusuri menuju bagian selatan, namun saya lupa memfoto bagian-bagian tersebut. 

Untuk lebih jelasnya bisa ditonton video dokumentasinya di EHER Channel pada situs YouTube. Di setiap lorong tersebut saya coba eksplor namun, seperti saya bilang sebelumnya hanya di bagian depannya saja, atau tidak masuk ke dalam. Karena pada saat itu saya hanya sendirian dan tidak membawa perlengkapan untuk masuk ke dalam goa.


Di setiap lorong depan yang saya datangi memiliki keunikan masing-masing, baik dari sisi susunan batu dan ukuran lorongnya ataupun ketinggiannya. Pada salah satu lorong saya menemukan salah satu tulisan cat semprot warna kuning yang bertuliskan “1968.3.31” dan dilanjutkan tulisan jepang kalau tidak salah. Pertanyaan saya apakah tulisan tersebut memang ditulis pada tahun 1968 atau tulisan baru, jika memang ditulis pada tahun tersebut maka berarti pada tahun tersebut sudah ada orang asing yang menjelajahi goa tersebut. 

Mengingat Desa Dukuhrejo baru berdiri sekitar tahun 1985, sehingga pada tahun 1968 wilayah tersebut masih hutan belantara. Terpikirkan oleh saya, mereka ngapain aja di hutan belantara pada saat itu, entahlah. Tapi informasinya dan saya belum tau kebenarannya, bahwa lokasi Goa Liang Bangkai sudah pernah dihuni oleh manusia purba yang dibuktikan dengan beberapa temuan fosil katanya, tapi saya belum pernah melihatnya atau membaca artikel resminya.


By the way, singkat cerita bahwa Goa Liang bangkai saat ini sudah banyak perubahan dalam pembangunan infrastruktur baik jalan ataupun fasilitas umum yang berada di lokasi tempat wisata Liang Bangkai. Semoga dengan dibangunnya infrastruktur tersebut dapat memberikan dampak positif bagi tempat wisata ini pada khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya. 

Namun masukan dari saya sebagai pengunjung, boleh ya kasih masukan hehehe... Mungkin di beberapa titik sisi bukit kapur atau karst Liang Bangkai ditanami dengan Pepohonan Pinus Khas Kalimantan, pohon pinus tersebut dapat dibudidayakan dengan mengambil bibit dari wilayah hutan pinus liar atau alami di Gunung Sabuk yang berlokasi Desa Gunung Raya Kecamatan Mantewe.


Mengapa saya menyarankan pohon pinus, karena menurut pengamatan saya objek wisata yang berupa hutan pinus seperti di pulau Jawa misal : Orchid Forest Lembang, Jawa Barat dan beberapa tempat wisata di Jawa Tengah serta Jawa Timur yang mengandalkan hutan pinus sebagai bintang utamanya memiliki view yang otentik atsu khas dan memiliki eksistensi yang berkesinambungan alias tidak padam sampai sekarang. Karena jika kita lihat wilayah Indonesia merupakan daerah tropis yang ditumbuhi tanaman tropis diseluruh wilayahnya dengan jenis yang sama. 

Sehingga apabila ditanami pohon pinus apalagi pinus khas Kalimantan Selatan (saya kurang tau, apakah terdapat juga spesies pinus tersebut di pulau lainnya) maka akan sangat memberikan ciri khas ataupun otentikasi yang sempurna, karena pohon pinus sendiri merupakan tanaman di daerah subtropis atau semi subtropis yang hanya tumbuh secara alami di dataran tinggi.


Namun apabila kita membiarkan tanaman asli yang tumbuh pesat, maka kesannya tempat tersebut tidak ada spesialisasinya dibanding tempat wisata lainnya atau kesannya pemndangannya hanya itu-itu saja, apalagi lokasi Liang Bangkai sekarang sudah dikelilingi perkebunan sawit sehingga sangat mengurangi keindahannya. Mungkin bisa dilihat berbagai referensi tempat-tempat wisata hutan pinus yang hits melalui aplikasi Instagram, salah satunya Orchid Forest Lembang, Jawa Barat. 

Pada jalan masuk objek wisata (jalan setelah jalan raya menuju goa) akan lebih indah dan bahkan dapat menjadi spot foto apabila ditanami pohon bambu hias di setiap kanan dan kirinya (ala Hutan Bambu di Arashiyama Bamboo Forest, Kyoto Jepang) atau Entrace Gate Potato Head Beach Club, Seminyak Bali. Selain itu design bangunan kedai dan panggungnya juga tidak matching dengan tema objek wisatanya, karena bangunan sperti itu lebih terlihat seperti (maaf) ruko atau gudang logistik. 

Mohon maaf jika saran dan masukan saya sedikit kasar dan dapat menyinggung perasaan pihak lain 😊🙏. (foto2 referensi spt di Arashiyama Bamboo Foest dan Entrace Gate Potato Head Beach Club serta Orchid Forest Lembang dapat dilihat di bawah, tujuannya bukan untuk membandingkan namun lebih kepada memberikan referensi untuk diambil sisi positifnya).


Ok bagi kalian yang akan berkunjung kesini sebaiknya membawa makanan berat dari rumah, karena disini hanya menyediakan makanan instan seperti Pop Mie dan sejenisnya, namun saya tidak tau apabila nanti kedai-kedai makanan tersebut telah beroperasi. Jika kalian juga tertarik untuk menikmati wisata panjat puncak Liang Bangkai, pastikan menggunakan pakaian dan perlengkapan yang sesuai untuk kegiatan tersebut. Pastikan juga membawa perbekalan seperti makanan dan minuman, karena di puncaknya tidak terdapat warung ataupun penjual makanan. 

Bagi kalian pendaki pemula disarankan untuk menaiki puncak sebelah kanan, tapi jika sudah pro bisa mencoba puncak yang sebelah kiri. Dan pastinya jangan membuang sampah di puncaknya, tetapi sampah harus dibawa turun. Fyi, di puncak kanan Liang Bangkai kalian juga bisa mendirikan tenda, karena areanya cukup luas. Ok sampai disini dahulu tulisan saya, semoga menambah referensi wisata kalian 😊




Foto-foto referensi lokasi wisata hits di tempat lain :


Arashiyama Bamboo Forest, Kyoto Japan.
Sumber : www.pixabay.com


Potato Head Beach Club Entrace Gate, Seminyak Bali.
Sumber : www.ministryofvillas.com


Orchid Forest, Lembang Jawa Barat.
Sumber : www.wego.co.id

Sumber : www.irhamfaridh.com

 Sumber : www.irhamfaridh.com

 Sumber : travelnesia.xyz

 Sumber : www.diakalin.com

Sumber : travelnesia.xyz

Posting Komentar untuk "Goa Liang Bangkai | Objek Wisata Alam di Desa Dukuhrejo Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan"