Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pendakian Puncak Halau Halau 1901 mdpl, Gunung Tertinggi di Kalimantan Selatan


Halau Halau adalah puncak tertinggi di Kalimantan Selatan. Terletak di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, tepatnya di Desa Kiyu, Kecamatan Batang Alai Timur. Puncak Halau Halau merupakan gunung yang paling populer di Kalimantan Selatan untuk melakukan kegiatan pendakian.

Halau Halau memiliki ketinggian 1901 mdpl, memiliki hamparan datar puncaknya yang cukup luas, sehingga para pendaki dapat mendirikan tenda di atas sana untuk menikmati momen sunset ataupun sunrise dengan sempurna.

Pendakian Halau Halau sebenarnya dapat dilakukan dengan melewati dua jalur yaitu jalur resmi, jalur pertama adalah jalur Hara’an yang terletak di Kabupaten Pulau Laut atau Kotabaru. Yang kedua dan merupakan jalur populer adalah jalur Kitu yaitu berada di Kabupaten Hulu Sungai Tengah yaitu Desa Kiyu.

Desa Kiyu merupakan basecamp atau jalur awal trekking pendakian. Untuk mencapai Desa Kiyu, dibutuhkan waktu sekitar 1 jam dari Kota Barabai yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Di basecamp ini kita dapat menginap sebelum melakukan pendakian, tetapi diusahakan harus berkordinasi dahulu dengan pemilik basecamp untuk mendapatkan izin sebelum berangkat.


Di basecamp tidak terdapat jaringan seluler untuk seluruh perator, namun pendaki tidak perlu khawatir untuk melalukan komunikasi. Update status di WhatsApp, Instagram ataupun TikTok masih dapat dilakukan disini,  karena di desa Kiyu ternyata memiliki jaringan internet yang cukup bagus melalui wifi yang tersebar di hampir seluruh sudut desa. Pendaki cukup membeli voucher internet yang dijual di warung-warung terdekat atau juga bisa membeli langsung melalui pemilik basecamp itu sendiri lalu mengaktifkannya.

Basecamp memiliki elevasi sekitar 180 mdpl, artinya pendaki harus menempuh sisa ketinggian sekitar 1.721 mdpl lagi untuk mencapai puncak. Walaupun gunung ini tidak melebihi 2.000 meter ketinggiannya, namun jalur treknya sangat menguras tenaga dan menguras mental, menurut saya tantangannya bahkan melebihi trek gunung tertinggi di pulau Jawa yaitu gunung Semeru.

Dari basecamp menuju Pos 1 (Tiranggang) pendaki akan menempuh jalur yang awalnya landai dengan medan jalan yang telah dibeton, kemudian medan tanah liat serta menanjak curam ketika sudah mendekati Pos 1.

Di Pos 1 pendaki akan menemui persimpangan yang menuju ke Desa Juhu dan menuju ke Puncak Halau Halau. Pos 1 memiliki ketinggian sekitar 700 mdpl sehingga udara terasa cukup sejuk apalagi apabila setelah diguyur hujan.

Perjalanan dari Pos 1 menuju Pos 2 masih didominasi medan tanah liat namun treknya menurun karena Pos 2 terletak di ketinggian sekitar 300 mdpl. Perjalanan menuju Pos 2 pendaki sudah akan menemukan binatang pemangsa alias pacet apabila perjalanan disertai hujan. Kebetulan perjalanan saya saat itu diguyur oleh hujan deras sepanjang perjalanan.

Dari Pos 1 ke Pos 2 pendaki akan banyak menemukan anak sungai yang airnya sangat jernih dan dapat diminum tanpa dimasak. Sebagian besar dari sungai-sungai ini tidak memiliki jembatan, perlu hati-hati apabila perjalanan dilakukan saat hujan karena sungai-sungai ini akan meluap dan banjir.

Setelah sampai di Pos 2 - Sungai Karuh, pendaki juga dapat menikmati keindahan air terjun yang juga diberi nama Air Terjun Sungai Karuh. Di Pos 2 kalian kalian tidak perlu mendirikan tenda untuk bermalam, karena disini terdapat shelter yang cukup luas dengan kapasitas 20 orang. Namun apabila musim pendakian lagi ramai maka shelter tidak akan dapat menampung semua pendaki.

Air Terjun Sungai Karuh di Pos 2

Perjalanan dari Pos 2 menuju Pos 3 biasanya dilakukan besok hari. Rute yang akan ditempuh memiliki tingkat kesulitan yang lebih menantang, baik sudut kemiringan yang sangat curam, medan atau pijakan tanah liat yang licin dan banyaknya pacet. Saya mengkategorikan perjalanan dari Pos 2 ke Pos 3 merupakan perjalanan dengan medan yang paling sulit untuk dilalui dari seluruh perjalanan.

Sepanjang jalur trek dari Pos 2 ke Pos 3 hanya ada 1 anak sungai, kemudian pendaki akan menemukan anak sungai kembali di Pos 3. Pos 3 - Jumantir biasanya dijadikan lokasi untuk rehat dan membuat kopi atau teh hangat oleh pendaki. Pos 3 memiliki 2 hamparan tempat yang cukup luas yang dapat dimanfaatkan sesuai keperluan.

Pohon Kariwaya di Antara Pos 3 dan Pos 4

Dari Pos 3 menuju Pos 4 medan yang dilalui masih akan terus menanjak namun tidak sesulit medan dari Pos 2 ke Pos 3. Udara sepanjang perjalanan sudah cukup sejuk dan tidak pengap karena faktor ketinggian lokasi. Sepanjang perjalanan dari Pos 3 menuju Pos 4 pendaki hanya akan menemukan 1 sumber mata air saja yaitu sumber mata air Cawang.

Area sumber mata air Cawang merupakan tempat biasanya para pendaki melakukan persiapan makan siang sebelum menuju ke Pos 4. Pemandangan seluruh perjalanan dari sumber mata air Cawang menuju ke Pos 4 akan didominasi oleh pohon-pohon estetik yang batangnya dipenuhi oleh tanaman lumut.

Persimpangan Kadayang (Loksado) sebelum Pos 4

Sesampai di Pos 4 - Panyaungan para pendaki biasanya mendirikan tenda untuk bermalam, apabila kondisi sudah tidak memungkinkan untuk lanjut mendaki ke puncak Halau Halau. Kondisi sudah malam hari dan cuaca ekstrim di puncak yang biasanya membuat pendaki untuk memutuskan camping di Pos 4. Apabila pendaki bermalam di Pos 4 maka summit bisa dilakukan besok harinya tepatnya pada waktu subuh.

Di Pos 4 juga terdapat mata air namun sudah tidak berupa sungai seperti pada mata air Cawang, tetapi hanya berupa kumpulan air di celah bebatuan. Mengambil air di Pos 4 untuk bekal nge-camp di puncak adalah hal yang wajib dilakukan. Pos 4 memiliki ketinggian sekitar 1.521 mdpl sehingga lokasi ini memiliki temperatur yang cukup rendah walaupun masih sore apalagi malam. Temperatur di waktu subuh bisa mencapai 12 derajat celcius, maka pendaki disarankan untuk membawa sleeping bag, sarung tangan dan baju tebal apabila bermalam disini karena sudah pasti akan sangat dingin.

Background pohon berlumut di Pos 4 Panyaungan

Perjalanan dari Pos 4 ke puncak Halau Halau hanya menyisakan 380 meter lagi sehingga dapat ditempuh dengan durasi yang cukup singkat yaitu sekitar 30-45 menit. Medan yang dilalui akan semakin terjal namun relatif gampang, karena memiliki pijakan bebatuan yang cukup solid dan banyak akar pepohonan untuk berpegangan.

Sebelum sampai di puncak bayangan, pendaki akan melewati sedikitnya 2 trek berbatu yang sedikit licin namun disana sudah disediakan tali yang kokoh untuk berpegangan. Setelah berada di puncak, apabila beruntung pendaki akan menemukan view sunset dan sunrise 360 derajat yang sangat indah, disertai awan tipis yang menyelimuti perbukitan tropis pegunungan Meratus disekitarnya dan ditambah sedikit riak cahaya lampu pedesaan dari kejauhan.




Pagi hari di Puncak Halau Halau

Apabila sebelumnya pendaki memilih bermalam di Pos 4, maka usahakan untuk summit lebih awal tepatnya pendaki sudah harus sampai di puncak minimal sekitar pukul 5.30 am karena berdasarkan pengalaman saya pada pukul 6.30 am puncak sudah akan mulai tertutup kabut kembali.

Sebelum kembali ke kota asal, pendaki dapat membeli suvenir berupa gelang Simpur. Gelang khas dayak Meratus yang langsung di anyam pada saat itu juga. Gelang simpur terbuat dari serat tumbuhan sejenis pakis dan memiliki warna coklat alami.

Berikut dibawah adalah video pendakian ke Halau Halau yang dilakukan oleh saya (Penulis) pada bulan November tahun 2022.


Posting Komentar untuk "Pendakian Puncak Halau Halau 1901 mdpl, Gunung Tertinggi di Kalimantan Selatan"