Trip ke Bali Part # 3 (Rafting di Ubud)
Sambungan dari Catper Trip ke Bali Part # 2 (Bali Nightlife) Pagi-pagi
sekali kami harus bangun dari tidur dibantu oleh alarm HP, setelah tadi malam
habis sedikit berparty-party ria. Mungkin karena kualitas tidur saya cukup baik
atau saking semangatnya karena mau ke Ubud sehingga saya tidak merasa terlalu
mengantuk di pagi itu. Setelah semua selesai mandi, kami langsung menuju cafe
untuk sarapan pagi kemudian ke lobby hotel untuk menunggu jemputan yang akan
mengantar kami ke TKP.
Supaya perjalanan lancar maka pagi itu saya putuskan
untuk hubungi kembali pemilik travel agent untuk memastikan jemputan kami, informasi
dari beliau bahwa sopir sudah berada di sekitar hotel tempat kami menginap.
Ternyata memang benar bahwa sopir yang akan menjemput kami sudah berada di sekitar
lokasi penginapan, hemm ontime juga pikir ku, malahan kami yang hampir ngaret
hehe...
Setelah semua perlengkapan
dipastikan tidak ada yang tertinggal maka kami langsung meluncur menuju Ubud,
perlengkapan yang kami perlukan untuk moment kali ini adalah masing-masing 1
stel baju dan celana ganti beserta CD nya hehe.. Maklum kegiatan kali ini
adalah aktifitas rafting (arung jeram) dan bermain air, yang sudah pasti akan
berbasah-basah ria nantinya. Sekita jam 07.00 pagi (kalau tidak salah, soalnya
agak lupa) kami langsung meluncur menuju Ubud dengan travel yang sudah
disediakan oleh Graha Adventure selaku travel agentnya, yang pasti pelayanan antar
jemput sudah termasuk harga dalam paket rafting, rafting sendiri akan dilakukan
tepatnya di Sungai Ayung, Ubud, Bali.
Perjalanan ke Ubud sendiri tidak terlalu
jauh dari Kuta, sementara cuaca terlihat sangat cerah dan bersahabat.
Dikarenakan hari itu adalah hari Minggu sehingga lalu lintas kendaraan di
sepanjang jalan menuju Ubud tidak macet alias ramai lancar. Pemandangan
sepanjang perjalanan sangat unik dan menarik karena dipengaruhi oleh budaya
Hindu nya yang sagat kental terutama mempengaruhi bangunan-bangunan yang ada
disana.
Sesampai di tempat yang dituju
alias markas Graha Adventure kami disambut dengan ramah oleh bapak pemiliknya,
tempat berkumpulnya lumayan besar dan didesain seperti cafe dengan arsitek
nuansa pedesaan Bali yang atapnya terbuat dari ilalang, furniturenya sendiri
banyak menggunakan potongan kayu-kayu besar yang sengaja lekuk-lekuk kayu nya
tidak dibuang sehingga memberikan kesan sangat natural dan pastinya serasi dan nyaman.
Disana tamu disiapkan makanan-makanan kecil dan minuma hangat seperti teh
hangat atau kopi Bali yang khas yang pasti serba gratis kecauli minuman
beralkohol. Banyak turis asing maupun lokal yang sudah berkumpul disana, sudah
pasti tujuannya juga akan melakukan kegiatan rafting seperti kami. Tapi nampak
terlihat lebih banyak turis asingnya dibanding lokal. Sebelumnya saya sempat
berfikir sesampai disana kami akan langsung menuju TKP, namun karena kegiatan
tersebut terbagi dari beberapa kloter atau grup sehingga kami harus sabar menunggu
giliran grup kami tiba jadwalnya.
Lumayan banyak berbincang dengan
Bapak pemilik travel agent tersebut khususnya mengenai customer-customernya.
Jadi cerita Beliau, bahwa sebagian besar tamu yang datang merupakan turis
asing, untuk segi promosinya pun bisa
dibilang nyaris tanpa promosi. Tetapi promosi sebenarnya dilakukan atau berjalan
dari tamu yang sudah pernah menggunakan jasanya, mereka informasi biasanya
menginformasikan lewat mulut ke mulut kepada sesama teman, keluarga atau kolega
mereka yang ingin ke Bali khususnya kegiatan rafting.
Selain itu aplikasi
TripAdvisor juga sangat membantu kata Beliu, karena calon tamu juga biasanya mendapatkan
referensi dari review tamu yang sudah pernah rafting di tempat Beliau, dan yang
pasti efek dari TripAdvisor juga berlaku kepada kami salah satunya, karena referensi dan review positif di
TripAdvisor lah yang membuat kami memilih Graha Adventure untuk order ke Bapak kata
saya hehehe...
Setelah mendapatkan giliran, maka
grup kami dipersilahkan untuk bersiap-siap. Disana sudah disediakan loker untuk
menaruh barang-barang seperti baju ganti dan lain-lain, kecuali barang berharga
seperti HP, dompet tetap harus dibawa untuk nanti ditaruh di tas guide yang
sudah disediakan. Tasnya penyimpanannya sendiri dirancang khusus kedap air agar
barang yang disimpan tidak basah. Semua anggota diwajibkan memakai pelampung
walapun sudah bisa berenang, selain pelampung helem juga wajib dipakai untuk
menghidari hal-hal yang tidak diinginkan seperti meminimalisir dampak benturan
jika terjadi. Setelah semua perlengkapan sudah OK, kami langsung berangkat
menuju TKP dengan diantar angkutan khusus disebabkan karena lokasi sungainya
cukup jauh dari tempat markas tersebut.
Perjalanan menuju TKP sangat
menyenangkan karena sepanjang jalan disuguhi pemandangan sawah-sawah serta
perkampungan khas Ubud yang sangat eksotis. Rombongan kami terdiri dari 2 grup,
pertama grup turis Australi ada 4 orang terdiri dari satu keluarga muda yaitu :
Suami, Isteri, Anak Laki-laki seumuran 7 Tahun dan Anak Perempuan yang tampak
tidak jauh terpaut umurnya dengan anak laki-laki sebelumnya, ditambah 1 orang
Ipar atau teman si Suami atau Isteri mungkin dan masih muda juga. Untuk grup
kami terdiri dari kami bertiga serta satu keluarga turis asal Singapura ras
Chinese yang terdiri Bapak, Ibu dan Anak laki-lakinya yang kira-kira seumuran
anak kuliahan.
Sepanjang perjalanan di dalam angkutan sangat ramai oleh candaan
tiga orang guidenya dan kami. Setelah angkutan berhenti karena sudah sampai,
sempat saya mengira bahwa kami sudah dekat dengan sungai Ayung yang dimaksud, tapi
ternyata masih jauh harus berjalan kaki lagi melewati area persawahan dan hutan
yang cukup lebat. Serta menuruni banyak anak tangga menurun menuju sungai, anak
tangganya cukup licin karena masih basah. Sekitar 15 menit kami berjalan kaki,
namun semua rasa capek tidak terasa karena disepanjang jalan pemandangannya
sangat indah.
Sesampainya kami di TKP alias
Sungai Ayung, saya langsung terpesona dengan pemandangan sekitar, dari sungai
yang sangat jernih dan bening dengan arus yang deras serta hutan lebatnya. Banyak
terlihat rombongan-rombongan dari travel agent lain yang juga lewat di sungai
itu, karena hari itu adalah hari Minggu sehingga kondisi ramai. Rasanya saya sudah
tidak sabar lagi untuk langsung terjun ke sungai, namun pada saat itu kami
tidak langsung eksekusi karena para guide harus mempersiapakan perahu karetnya
terlebih dahulu.
Disela waktu menunggu, kegiatan narsispun sudah tak terelakan,
cekrek-cekrek momen alaypun telah diabadikan dengan selamat hehe.. Setelah
semua dinyatakan siap oleh guide, maka kami langsung menuju perahu karet dan
duduk manis di tempatnya masing-masing. Saya sengaja memilih tempat duduk
paling depan karena ingin merasakan sensasi lebih ketika menemukan jeram. Sebelum
start kami di briefing dahulu terkait prosedur-prosedur yang harus dilakukan
ataupun jika terjadi keadaan darurat.
Setelah semuanya dipastikan siap,
kami langsung start... Si rombongan bule Australi dengan perahu sendiri serta
guide sendiri juga, begitu juga romnongan kami. Awalnya jeramnya tidak terlalu
besar, tapi semakin kesini jeramnya semakin besar dan emejing. Wuih... sesasinya
luar biasa, apalagi ketika menemukan jeram yang sangat deras dan besar, antara
takut jatuh dan penasaran campur aduk jadi satu hehehe...(lebay ya?). Hampir sepanjang
kegiatan itu kami tidak henti-hentinya menjerit dan tertawa apalagi si guide
selera humornya bagus sehingga ada saja bahan candaanya. Apabila kami
berpapasan dengan rombongan lain maka biasanya kami akan beradu siram air dengan
mereka, sehingga suasana menjadi tambah heboh dan penuh tawa.
Baca Juga
- Jernihnya Sungai Km. 60 di Lokasi Proyek Jalan Tol Batulicin Banjarmasin di Desa Gunung Raya Kec. Mantewe Kab, Tanah Bumbu
- Explore Goa Sugung, Objek Wisata Alam di Pegunungan Meratus | Desa Mantewe Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan
- Inilah Wisata Susur Goa dan Sungai Km. 48, Mantewe
Kadang terjadi tabrakan
demi tabrakan dengan perahu turis sehingga mengakibatkan perang airpun tak
terelakan, namun justru disitulah yang bikin semuanya jadi heboh dan emenjing.
Pemandangan sepanjang perjalanan sangat luar biasa indah, hutan lebat dan
tebing batu hitam tinggi yang mengapit sungai tersebut. Tebing-tebing banyak
yang sengaja dipahat dengan berbagai motif pahatan yang sempurna sehingga menjadikan perpaduan
yang sangat menajubkan antara tebing, sungai dan karya seni. Sayang saat itu
kami tidak bisa cekrek-cekrek untuk mengabadikan momen, karena HP saya berada di
dalam tas si guide.
Di tengah-tengah aktifitas jeram,
kami sempat singgah untuk melakukan aktifitas lain. Ada dua titik yang mejadi
tempat persinggahan, pertama adalah di lokasi air terjun. Disana kami semua
turun dari perahu untuk bermain-main air di air terjun tersebut serta bernarsis
ria. Setelah beberapa menit disana kami lanjutkan rafting. Setelah cukup lama
kami mampir lagi dipersinggahan ke dua, disini kami turun lagi dari perahu dan
berenang-beranang serta naik-naik tebing dan terjun lagi ke air. Di tempat
persinggahan ke dua ini suasananya sangat ramai, karena hampir semua turis yang
rafting pada saat itu juga singgah untuk sekedar minum-minum atau hanya
duduk-duduk.
Disini ada terdapat warung pinggir sungai yang menyediakan berbagai
minuman dari es kelapa muda, softdring dingin, serta minuman yang mengandung alkohol.
Selain menyediakan minuman warung itu juga menyediakan Pop Mie serta makanan
kecil lainnya. Kami memutuskan untuk membeli Pocari Sweat yang tujuannya untuk
menggantikan ion tubuh yang sudah mulai terkuras oleh kebanyakan tertawa :D dan
kacang kulit dengan tujuan untuk aktifitas jari agar kembali aktif dan tidak
kaku, serta tidak lupa untuk narsis-narsis lagi hehe... :D
Setelah merasa puas untuk berenang
dan terjun dari tebing, maka kami segera kembali melanjutkan perjuangan.
Keseruan terjadi sepanjang perjalanan, kami sangat menikmati kegiatan itu. Tidak
rugi jauh-jauh datang dari Kuta ke Ubud, karena semua benar-benar worth it. Perjalanan
semakin kesini kami banyak melewati area persawahan indah dan villa-villa mewah
di pinggir sungai atau diatas tebing. Total perjalanan rafting kira-kira tiga
sampai empat jam, sangat puas pastinya.
Akhirnya kami sampai juga di ujung
perjalanan atau tempat tujuan terakhir, yang artinya kami harus menyudahi
keseruan ini. Tempat pemberhentian ini terletak disamping vill mewah, namun pas
melihat anak tangga untuk menuju ke atas atau jalanan kampung kondisinya
menanjak sangat tinggi dan jauh, hedehh dalam hatiku ini bisa membuat kaki menjadi
pegal dan keram nantinya. Namun saya tidak khawatir karena kemungkinan besar
keram itu tidak akan terjadi pada kaki saya, karena kaki saya sudah terbiasa
dipakai beraktifitas jogging, kecuali yang jarang jogging pasti nanti malamnya
akan keram hehehe..
Cukup melelahkan ternyata
perjalanan ke atas dengan menaiki ribuan anak tanggal, yang pasti ngos-ngosan
sekali saya. Tapi saya sedikit heran ketika melihat turis-turis asing yang
berjalan seperti tidak ada lelah-lelahnya, apalagi pada saat itu ada turis
Jepang yang sudah tua namun sangat lincah sekali berjalan di tangga itu.
Setelah sampai di atas di tepi jalan, kami tidak langsung naik angkutan, karena
menunggu sebentar angkutannya belum datang dari sehabis mengantar rombongan
sebelumnya.
Setelah jemputan datang kami langsung naik dan meluncur menuju
tempat berkumpul pertama tadi. Akhirnya sesampai disana kami harus mengantri kamar
mandi untuk berbilas, disana ada tersedia dua kamar mandi prasmanan yang
terdiri untuk pria dan kamar mandi wanita (saya bilang prasmanan karena kamar
mandinnya dibikin beser dengan beberapa pancuran air atau shower, jadi yang
mandi gabung). Saya memilin kamar mandi privat satu kamar.
Setelah kegiatan berbilas dan berganti
pakaian selesai, kami langsung diarahkan untuk makan siang, namun sebenarnya pada
saat itu sudah bukan jam makan siang lagi tetapi sudah mulai sore. Makanan
disediakan prasmanan dengan berbagai menu dan yang pasti semua menu sengaja
merupakan sajian halal kata Bapak pemiliknya, agar aman dimakan bagi semua
umat. Pada saat itu cuaca berubah total menjadi hujang yang sangat deras dan
angin kencang berbeda sekali dari keadaan sebelumnya yang sangat cerah.
Disana peserta
juga ditawari apabila ingin membeli dokumentasi kegiatan rafting barusan, dokumentasi
yang ditawarkan berupa foto dan video, namun juga bisa menebus salah satunya
saja. Kami memilih untuk membeli dua-duanya yaitu foto dan videonya, ongskos
penebusan dokumentasi sendiri diluar dari paket rafting yang sudah dibayar
sebelumnya. Setelah semua sudah benar-benar selesai kami memutuskan untuk langsung
kembali pulang ke Kuta, yang pasti diantar kembali oleh driver yang menjemput
kami pagi tadi. Sepanjang perjalanan hujan deras belum juga berhenti, kami sempat
terjebak sedikit macet karena ada pohon tumbang disana.
Drivernya cukup asik
juga diajak ngobrol, sehingga untuk perjalanan besoknya kami memilih order
Bapak itu sebagai drivernya. Sampai di Kuta seingat saya waktu sudah magrib, kami
lanjut untuk istirahat tidur sebentar karena sudah sangat mengantuk karena disebabkan
sebelumnya sudah melek seharian. setelah istirahat dan tidur sebentar selesai saya
langsung mandi lagi dan bersiap berangkat lagi untuk mencari makan malam dan
kelayapan ke Legien lagi hehe... OK sampai disini dulu ceritanya, berlanjut ke
part # 4.
Aku pernah ke Ubud, sampai sana malam hari, pas paginya pemandangan keren banget.
BalasHapusIya indah sekali kalo pagi... Terima kasih ya sudah berkunjung ke blog saya...
HapusWaah..di Bali juga ternyata ada rafting yak. Selama ini tahunya hanya pura dan pantai. Hahaha. Seru raftingnya. Ceria suasananya..
BalasHapusIya Mba setau saya di Bali ada 2 sungai untuk Rafting di Ubud hehe.. Terima kasih ya sudah berkunjung ke blog saya :D
Hapus