Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Trip ke Pulau Derawan # Part 9

Tidak berapa lama kami sudah sampai di pantai bagian timur laut yang merupakan tempat banyak orang berkumpul. Sore itu terlihat cukup banyak wisatawan lokal yang berkumpul di pantai tersebut, ada yang berenang di pantai dan ada yang hanya duduk-duduk santai di pinggir pantai. Kebetulan pada sore itu air sedikit lebih surut dibanding siang tadi, jadi terlihat pulau-pulau pasir yang mengering. Banyak wisatawan lokal yang main di pasir tersebut, karena bisa langsung menyebrang dari pesisir pantai tanpa harus basah-basahan.

Sepeda kami bawa sampai pesisir paling pinggir, namun beberapa kali saya mengalami kesulitan karena ban sepeda amblas di pasir tersebut. Sepertinya hanya kami yang bawa sepeda sampai pinggiran pantai, lagian malas naruh di jauh-jauh soalnya nanti bakal bolak-balik lagi ngambil. Kan lumayan capekk.... Tampak beberapa rombongan wisatawan lokal asik dengan masing-masing aktifitasnya, hanya ada satu aktifitas yang cukup mencuri perhatian saya yaitu mendagung diatas kano atau perahu kecil yang mungkin hanya bisa dimuati satu orang. 

Terlihat sangat menyenangkan sekali aktifitas tersebut, karena kita ditantang keberanian untuk mendayung dan mengendalikam perahu tersebut sendirian ke tengah laut. Sebenarnya pengen sekali nyewa perahu itu, pengen coba bagaimana rasanya sensasi mendayung sendiri. Cuman karena waktu yang kira-kira sudah menunjukan pukul 16.30 Wita maka kami buru-buru balik ke penginapan untuk siap-siap snorkling.

Awalnya pengen bawa sepeda sambil menyusuri pantai dari arah timur laut menuju pantai timur, namun kata Aji mending kita lewat belakang saja. Okelah kataku kita lewat jalan belakang yang melewati kuburan umum. Itu artinya kami sedikit berbalik arah lagi ke barat namun di area kunuran umum, kami ambil jalan ke arah selatan yang mana jalan tersebut langsung mengarah jalan di belakang penginapan. Karena jika kami lewat pesisir maka kami akan sedikit mengalami kesulitan yang disebabkan oleh pasir. Yang pastinya bikin ban sepeda amblas.  

Jalannya cukup bagus dengan dasar jalan dari batako yang disusun, sudah ditata sedemikian rupa. Namun kondisi lingkungannya sedikit agak horor karena kanan kiri jalan hanya dihiasi semak. Untuk cewek enggak rekomendasi jalan sendirian di area ini, sepanjang jalan kami hanya berpapasan sepasang manusia saja. Selain semak di satu titik ada yang bikin saya cukup kecewa yaitu adanya tumpukan sampah rumah tangga yang dibuang sembarangan, dan yang pasti tidak enak dilihat dan merusak reputasi destinasi wisata.

Tidak terasa kami sudah sampai di penginapan, sepeda kami bawa ke komplek penginapan dan diparkir di taman. Petugas nda akan protes mengenai sepeda yang kami parkir karena kami tamu di penginapan tersebut. Bergegas saya naik ke lantai dua penginapan, buru-buru saya ganti celana, dengan menggunakan celana renang pendek yang bahan dan modelnya dirancang untuk berenang. Kebetulan celana itu saya beli waktu liburan ke Bali beberapa bulan lalu dan masih bagus pastinya.

Terlihat dari kejauhan di dermaga tempat kami menginap cukup banyak orang yang sudah melakukan aktivitas snorkling, karena kebetulan saat itu cuacanya sudah tidak seterik siang tadi. Tanpa pikir panjang kami langsung sewa peralatan snorkling ke Bapak-Bapak yang memang petugas dari penginapan tersebut. Yang saya perlukan yaitu kacamata snorkling dan kaki katak, karena saya sudah bisa berenang dan tidak perlu pelampung. Kalo si Aji di harus perlu tambahan pelampung karena dia tidak bisa berenang. Harga sewa per item peralatan adalah 25.000 untuk sekali pakai. Dengan pedenya Aji enggak mau bawa kaki katak walaupun sudah dibilangi, sok-sok hak butuh gitu lah...

Sebelum beraksi saya mampir dulu sebentar di cafe yang kebetulan sudah banyak orang berkumpul di sana. Di cafe yang langsung dermaga tersebut saya sempatkan bertanya ke penjaganya mengenai cara mengoperasikan pipa udara pada kacamata snorkling, maklum seumur-umur belum pernah snorkling. Buang jauh rasa gengsi dan malu diplototi orang banyak karena tanya-tanya gimana pakai pipa udara, pikirku daripada nanti repot dibelakang dan sok tau padahal nda tau. Apalagi ini masalah keselamatan, jadi tidak ada kata malu artinya muka tembok aja hihihi... Setelah puas cari informasi, kami lanjutkan perjalanan ke ujung dermaga.

Cukup jauh juga ternyata perjalanan menuju titik snorkling, namun rasa capek gak kerasa sama sekali. Semua itu kalah oleh rasa antusias ingin sekali main air dan melihat ikan-ikan dan terumbu karang dibawah laut sana. Sesampai di ujung dermaga, kami harus menuruni beberapa anak tangga agar bisa mencapai tangga paling dasar. Sebelum beraksi kami sempatkan dulu bernarsis ria, biasa buat dokumentasi dengan mengunakan ponsel saya.  Selesai alay-alayan tiba-tiba bengong, masa iya saya harus balik lagi ke penginapan buat naruh ponsel...? gak mungkin karena cukup jauh kalo bolak-balik penginapan. 

Coba-coba nitip sama wisatawan yang sudah selesai snorkling dan santai-santai, hemm kayanga mda mau dititipin tu orang...lagian kan mereka gak kenal sama kita jadi wajar kali ya mereka ogah-ogahan. Pucuk dicinta bulan pun tiba, ternyata Bapak petugas sewa alat snorkling lewat bawa speed  dan banana boat tidak jauh dari tempat kami berada. Tanpa buang-buang waktu ta panggil langsung tu bapak buat nyamperin kami untuk nitip hp. Alhamdulillah hp pun sudah diamankan hehehe...




Setelah peralatan terpasang semua, byurrr langsung nyebur. Wowwww o em jiii, luar biasa pemandangan bawah lautnya terlihat banyak jenis ikan dengan berbagai warna dan yang tidak kalah menariknya adalah pemandangan terumbu karang dengan warna yang beraneka ragam hidup subur di bawah sana. Disisi dermaga terumbu karangnya tidak begitu banyak lagi, dan tampaknya banyak yang rusa. Namun jika kita ingin melihat terumbu karang yang lebih indah dan ikan-ikan yang lebih banyak maka harus berenang ke arah utara dan timur laut. 

Di sana terumbu karangnya jarang terdapat kerusakan dan pastinya lebih subur dan indah, ikannya lebih beragam. Disana kami membaur dengan beberapa rombongan yang juga sedang snorkling, kebanyakan mereka adalah wisatawan dari luar daerah Kaltim bahkan luar pulau Kalimantan. Tampaknya mereka pada gak berani snorkling ke arah utara dan timur laut, yaudah gak rejeki artinya mereka karena disekitar mereka gak begitu banyak yang bisa dinikmati. 

Sesekali saya perhatikan si Aji dari kejauhan, karena dia disitu-situ saja maka ta panggil saja biar mendekat agar lebih menikmati pemandangan bawah laut yang lebih spektakuler dibanding dekat dermaga. Saya lihat si Aji berenangnya agak ngos-ngosan dan ekspresi wajah yang cukup memghawatirkan, cukup panik juga sih soalnya saya tidak ingin ngajak anak orang piknik tapi pas pulang-pulang bawa berita duka alias tinggal nama atau modar hanya karena tenggelam atau kesengat bisa ular laut dan apalah-apalah... Saya panggil dia dan langsung ta tanyai, ternyata dia tersengat sesuatu di kakinya. Saya tambah takut, langsung saja saya instruksikan dan arahkan agar segera menepi ke dermaga untuk istirahat atau melihat kondisi.


Setelah sampai dermaga dengan kondisi ngos-ngosan saya tanya dia apa saja yang terjadi. Untungnya cuman kesengat binatang dan kakinya luka terkena terumbu karang. Tapi kurasa masih mending daripada dua wisatawan yang baru menepi, dua-duanya kakinya berdarah cukup banyak mungkin luka karena terumbu karang atau disengat binatang lainnya. Saya tambah khawatir dan sedikit memarahi si Aji, karena jika dia tadi memakai pengaman kaki katak maka dia tidak akan ngos-ngosan berenangnya dan tidak akan luka pada kakinya. 

Karena saya yang paksa dia ikut snorkling maka saya merasa bertanggung jawab atas keselamatan anak orang, sambil sedikit marah-marah saya kembali balik ke pantai untuk mengambil kaki katak untuk Aji. Jangan sampai karena saya anak orang modar dan tenggelam di tengah laut, gak terbayang harus bilang apa ke orang tuanya jika yang tidak diinginkan kejadian seremmm ngebayangin... Setelah kaki katak siap, maka saya suruh dia harus pakai. Karena itu sangat membantu untuk mempercepat dalam berenang dan mempermudah untuk mengapung.

Tidak terasa kondisi sudah mulai gelap, saya baru sadar ternyata yang masih snorkling hanya sisa saya sendiri pada saat itu. Yang lainnya sudah pada pulang, saking menikmatinya sampai-sampai lupa waktu. Bahkan ada aba-aba dari kejauhan agar segera berhenti snorkling karena sudah mau magrib. Air laut kelihatan sudah mulai pasang, beberapa anak tangga dermaga sudaah tenggelam yang sebelumnya masih diatas air. Sayapun berhenti dan kembali ke pantai dibdepan penginapan. Kebetulan di depan penginapan pada petang itu cukup banyak wisatawan yang berkumpul baik yang membawa anak-anaknya berenang main air ataupun orang dewasa. 

Bangku sender di pantai depan penginapan sengaja saya taruh handuk dan air aqua serta kacang garuda, agar tidak ada yang menempati. Ternyata memang benar tidak ada yang merani menempati sampai kami kembali hahahah... Peralatan dikembalikan sekalian dibayar ongkosnya. Lumayan saya jadi tidak repot ambil uang ataupun keperluan lainnha ke penginapan, karena hanya jalan beberapa langkah dan naik ke kamar di lantai dua walaupun baju masih basah.




Walaupun sudah lama berendam di air sebelumnya, namun kami masih belum puas main air karena airnya semakin sore semakin hangat. Setelah cuaca cukup gelap saya belum berkeinginan mandi dan berganti pakaian. Menjelang magrib walaupun baju masih basah kami berniat mengembalikan sepeda ke penyewaan, sesampai disama kata bapaknya nda papa mas pakai saja sepedanya sampai malam nanti. Dengan senang hati tawarannya kami terima dan sepeda akan kami gunakan lagi untuk jalan-jalan malam sekalaian cari makan.

Sepeda kembali diparkir di taman halaman penginapan, si Aji pamit duluan untuk mandi dan ganti baju sementara saya kembali ke bangku sender di pantai walaupun orang-orang sudah banyak yang bubar. Karena cuaca yang sangat cerah dan mendukung jadi saya belum ada niatan untuk mandi dan ganti pakaian basah. Cukup lama saya nongkrong disana sambil makan kacang kulit, sementara di cafe penginapan terlihat semakin sibuk. Sepertinya bakal ada acara yang akan digelar oleh mereka. Tak lama kemudian di gazebo samping juga sedikit sibuk mempersiapkan bakar-bakar jagung. 

Informasi dari dalah satu tamu yang juga menginap disana, mereka adalah rombongan ICT dari Telkomsel yang mengadakan gathering selama beberapa hari. Kebetulan malam itu adalah malam terakhir dan merupakan puncak acara mereka. Tampaknya bakal ada hiburan musoc elektone dengan artis sewaan dari luar. Sepertinya bakal rame acara malam ini, hitung-hitung dapat hiburan tanpa jauh-jauh ke luar.

Tak berapa lama muncullah Aji, berarti tinggal saya yang belum mandi padahal magrib sudah lewat. Setelah ngobrol beberapa saat dan narsis-narsi lagi, maka saya pamit untuk mandi dan ganti pakaian. Bersambung... ke Part 9

Posting Komentar untuk "Trip ke Pulau Derawan # Part 9"