Trip ke Bali Part # 2 (Bali Nightlife)
Artikel ini adalah sambungan dari
artikel Trip
ke Bali Part # 1 pada liburan kami Februari 2015. Sesampainya kami di
bandara Ngurah Rai, perjalanan kami lanjutkan menuju penginapan di daerah Kuta
yang tidak jauh dari Kuta Square. Sebenarnya saya dan Firman cukup lama
menunggu Akbar di bandara dengan maksud agar kami bareng taksi ke penginapan sehingga
cost bisa lebih irit, tapi ternyata pesawatnya belum muncul-muncul juga. Taksi
yang tersedia di bandara cukup mahal, kebetulan pada saat itu rate yang kami
dapat IDR 80.000 ke Kuta, padahal jika menggunakan Blue Bird biaya yang
diperlukan hanya IDR 40.000 saja.
Sesampai di penginapan Jessen Inn
2 di Kuta, terlihat tempatnya bagus dan bersih, ada taman kolam renang dan cafe
sesuai dengan gambar yang tertera pada Traveloka pada saat order. seperti biasa
kita langsung check in kali ini menggunakan voucher dari Traveloka yang reservasinya
sudah kami lakukan jauh-jauh hari. Kamar yang kami pesan ternyata berada di
lantai 2 atau 3 saya sudah agak lupa, cukup pegal kaki menaiki anak tangga
karena kebetulan di hotel tersebut tidak tersedia lift.
Kamar tersebut merupakan
tipe double bed dan 1 extra bed (kasur tambahan) untuk kami bertiga dengan
maksud agar budget bisa lebih minim. Kondisi kamarya bersih, bagus dan nyaman
serta juga ada balkonnya yang menghadap ke kolam renang, namun saya pada
toiletnya tidak ada exhause fan sehingga agak pengap, over all bagus sesuai
dengan gambar pada web traveloka.
Setelah selesai menaruh
barang-barang bawaan, kami berniat untuk keluar jalan-jalan dulu yaitu ke
pantai Kuta sambil menunggu kedatangan Akbar. Dengan berjalan kaki hanya
membutuhkan beberapa menit kami sudah sampai di pantai Kuta, karena penginapan tempat
kami menginap tidak jauh dari lokasi tersebut. Pada sore itu di daerah pantai
Kuta cukup ramai pada lalu lintasnya bahkan sampai macet. Banyak turis-turis
asing yang hanya berjalan kaki seperti kami, tampaknya jika sore hari tidak
direkomendasikan menggunakan mobil jika tidak ingin terjebak macet.
Suasana
pantai sangat ramai banyak pengunjung yang datang, dari yang hanya duduk-duduk
santai saja sampai yang berenang atau yang belajar surfing. Selain pengunjung
di pantai Kuta juga banyak terdapat pedagang minuman dan makanan kecil,
pedaganya dari anak kecil sampai orang tua, dan yang pastinya mereka fasih
berbahasa Inggris.
Setelah cukup lama kami menyusuri
pantai, maka kami lanjut berkeliling ke tempat lain untuk mencari beberapa
pakaian khas pantai untuk dipakai nantinya. Tidak jauh dari Pantai Kuta ada pasar
tradisional yang namanya Pasar Seni Kuta Bali. Pasar ini merupakan pilihan bagi
kebanyakan turis baik lokal atau asing untuk membeli berbagai pakaian khas
pantai seperti baju kaos atau celana pendek dan barang-barang lainnya untuk
oleh-oleh atau hanya untuk dipakai
ketika masih berada di Bali. Namun jika belanja disini harus ditawar ya karena
harganya sengaja dinaikan dulu sama penjualnya.
Setelah selesai belanja
beberapa potong baju singlet dan celana pendek, kami lanjut ke Discovery Mall untuk
mencari kebutuhan lainnya yang tidak ada dijual di pasar tradisional tadi.
Discovery Mall yang berada di Jalan Kartika Plaza tidak begitu jauh dari pasar
Seni Kuta menurut saya. Disepanjang jalan benyak terdapat restoran seafood
dengan berbagai menu, tapi harga yang ditawarkan tidak cocok untuk wisatawan
backpacker seperti kami karena harganya sangat mahal, seafood yang dijual per
ons dan itu baru mentahnya belum lagi fee pada jasa-jasa lainnya.
Sesampai di mall, tiba-tiba saya
mendapat telpon dari Akbar bahwa dia sudah sampai di Bandara dan akan menuju
penginapan. Karena dia juga baru pertama ke Bali sama seperti saya, jadi saya
sarankan saja agar taksinya mengantar ke Discovery Mall biar lebih gampang navigasinya
dan dan tidak bolak-balik nyamperin kami. Setibanya dia disana kami langsung
menuju beberapa department store untuk mencari beberapa pakaian.
Di Centro
department store tempat saya membeli kebutuhan, secara tidak sengaja kami
bertemu dengan salah satu pegawainya yang merupakan orang dari Suku Banjar
(Kalsel), dia mendatangi kami karena hampir disetiap percakapan saya dan Akbar menggunakan
bahasa Daerah Banjar. Sempat ngobrol sebentar dengan dia, ternyata dia juga
baru satu bulan merantau di Bali.
Setelah selesai dari membeli
beberapa perlengkapan yang saya cari, kami memutuskan untuk kembali ke hotel.
Sebelum pulang kami sempatkan dahulu untuk membeli makanan ringan seperti roti
dan miuman segar di BreadTalk yang berada di mall tersebut. Tidak terasa
ternyata hari sudah mulai gelap, kami langsung meluncur jalan kaki menuju
penginapan. Disepanjang jalan saya kadang menyempatkan diri untuk bertanya mengenai
harga seafood dipajang di depan restoran, walaupun satupun enggak ada yang beli juga
hehe karena harganya yang cukup mahal menurut saya.
Sesampai di penginapan kami
lanjut beristirahat sejenak dan mandi untuk persiapan jalan-jalan malam ini mengitarai
daerah Kuta dan Legien. Kami start setelah habis magrig, untuk makan malam kami
memilih salah satu warung makan padang yang tidak jauh dari penginapan kami
kalau tidak salah ya...karena sudah rada lupa, setelah perut terisi sempurna kami
lanjut menuju jalan di pesisir pantai tepatnya adalah Jl. Pantai Kuta.
Malam keadaan
di sepanjang jalan sangat ramai, cuaca juga sangat bagus, angin laut cukup
sepoi-sepoi namun tidak terasa dingin. Cukup jauh kami berjalan menyusuri
keramaian malam di Kuta, akhirnya kami sampai di depan mall BeachWalk yang bangunannya
menyatu dengan salah satu hotel bintang lima yaitu Hotel Sheraton di pantai
Kuta. Namun barang-barang yang dijual pada mall tersebut mahal-mahal jadi tidak
ada yang bisa dibeli.
Baca Juga
- Jernihnya Sungai Km. 60 di Lokasi Proyek Jalan Tol Batulicin Banjarmasin di Desa Gunung Raya Kec. Mantewe Kab, Tanah Bumbu
- Explore Goa Sugung, Objek Wisata Alam di Pegunungan Meratus | Desa Mantewe Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan
- Inilah Wisata Susur Goa dan Sungai Km. 48, Mantewe
Pada saat itu waktu sudah menunjukan
sekitar jam 10.00 malam, tempat yang akan kami kunjungi selanjutnya adalah
daerah Monumen Bom Bali di Legien. Dari tempat kami berada saat itu untuk
sampai ke monumen kami cukup melewati Jl. Poppies II karena ujung jalannya langsung
memotong searah pada titik yang kami tuju. Di ujung jalan Poppies posisi sudah hampir
mendekati Legien sempat sedikit macet, sehingga beberapa pengendara motor naik
ke atas trotoar dan kebetulan pada saat itu juga ada bule yang naik ojek dan motornya
juga naik ke trotoar teriak-teriak kaya orag gila sehingga membuat sedikit
heboh suasana pada saat itu.
Sesampai di Legien Monumen Bom
Bali saya melihat kondisinya sangat ramai karena hampir disepanjang jalan banyak
berjejer Bar ataupun Club yang sambil memutar musik dengan genre EDM satu sama
lain. Pengunjung lokal banyak yang berfoto-foto di monumen tsb termasuk juga
kami, setelah puas berfoto-foto dan duduk-duduk manis kami lanjut untuk
nongkrong-nongkrong cantik di salah satu bar. Setelah bolak-balik masuk keluar
di bar yang ada disana karena kurang cocok dengan tempatnya, maka terakhir kami
putuskan untuk masuk ke salah satu club disana yaitu Sky Garden Club.
Pada
malam itu tampak banyak pengunjung yang masuk, pemeriksaanpun yang diberlakukan
terhadap tamu cukup ketat. Ternyata club tersebut merupakan komplek cafe,
restoran dan bar, club nya sendiri terdapat pada bagian agak kedalam dan
dilantai 3 kalau tidak salah. Karena sudah lewat jam 09.00 pm malam maka setiap
pengunjung yang ingin masuk ke club harus membayar dahulu sebesar IDR 150.000
pada malam itu, tarif masuk tergantung dari DJ yang akan perform, semakin
terkenal DJ nya maka semakin mahal tarif yang dikenakan. Pada malam itu
kebetulan yang perform adalah DJ Rave Radio dari Brisbane, Australia kalau tidak salah. Dan jika
dilihat dari papan reklame dan poster-poster yang tertempel, ternyata club
tersebut setiap malam selalu mengundang DJ international TOP 100 DJs versi DJ Mag
untuk tampil, bahkan tahun lalu DJ favorit saya Afrojack pernah perform disana.
Setelah entry fee dibayar setiap
tamu akan diberi voucher minuman gratis sebanyak 2 botol atau pc, tamu diberi
pilihan minuman yang mereka suka. Saya kebetulan bukan jadi tidak begitu paham
dengan jenis minuman yang ditawarkan. Akhirnya saya memilih minuman Smirnoff dengan
rasa apel, minuman ini merupakan jenis premix vodka yang pasti bukan bir, serta
rasanya lumayan enak dan manis hehe.. Karena kebetulan saya adalah seorang EDM
Addict atau penggemar berat musik elektro, jadi tempat itu merupakan tempat
yang sangat saya sukai walaupun saya bukan pecandu alkohol. Pada malam itu
pengunjungnya banyak namun tidak terlalu padat. Menurut saya sekitar 70%
pengunjungnya adalah turis asing, karena terlihat tampak dari wajahnya bukan
wajah Indonesia alias bule, selain bule juga tampak turis dari Cina atau Jepang
dan juga India.
Beberapa macam pertunjukan sudahkami
nikmati terutama saya yang sangat menikmati, yaitu dari residence DJ yang
merupakan DJ lokal, pertunjukan sexy dancer, atraksi tari menggunakan sehelai
kain yang menjuntai dari atas serta atraksi tarian dengan api yang pasti semua
diiringi oleh musik khas EDM yang kencang dan ber beat cepat. Kemudian tibalah
saatnya DJ asal Ostrale atau kalau tidak salah yang terdiri dari duo DJ untuk perform pada malam itu
dengan musik EDM progressivenya. Musiknya enak bingit, drop-dropnya mantabhhh
bikin gak berhenti goyang khususnya saya hahaha...pokoknya pecahhhhh...., pecah
atas pecah bawah istilah anak-anak The Remix sekarang. Saking antusiasnya
pengunjung, sampai-sampai dance floor dekat deck DJ dipenuhi pengunjung termasuk
saya juga ikut menyanyikan lagu-lagu hits Billboard Hot 100 yang diremix. Dismping
itu Duo DJ RR sangat atraktif sekali
menyapa pengunjung.
Setelah puas berjam-jam berparti-parti
ria, ternyata waktu sudah menunjukan sekitar jam 2 atau 3 pagi lupa juga
tepatnya, maka kami langsung beranjak untuk pulang ke hotel. Setelah keluar
dari Sky Garden, eh bukannya sunyi diluar tepatnya sekitaran monumen dan bar malah
semakin rame, jalanan terlihat cukup sibuk. Terlihat banyak pengunjung berkumpul
di kawasan itu, dari yang hanya duduk-duduk saja, joget-joget di bar, sampai
yang teler nda karuan. Karena besok pagi ada rencana ke Ubud maka malam itu kami
harus istirahat agar aktivitas besoknya fresh kembali. Sesampai di penginapan
saya lengsung menuju kamar mandi untuk mandi menyegarkan badan agar tidurnya
pulas dan bangun pagi menjadi fresh lagi. Bersambung ke part # 3 ya...
Itu saya dibelakang yang pake baju biru, foto by Sky Garden
Suasana club dari lantai atas, foto by Sky Garden
Menunggu part 3 ah, penasaran sama ceritanya
BalasHapusTerima kasih Mba sudah berkunjung ke blog saya, nanti akan saya tulis lagi sambungannya dalam waktu tidak terlalu lama hehe... :)
Hapus